Propaganda Jilid 1
CIMAHI BISA X SINOPSIS
Movement ‘ Propaganda ‘ adalah dedikasi CIMAHI BISA X SINOPSIS berupa pemikiran terkait impian untuk merevolusi sumber daya manusia, mimpi ini terasa sangat utopis namun jika mimpi ini menjadi sebuah target mungkin pencapaian akhirnya tidak akan terlalu jauh dengan apa yang ditargetkan sebelumnya.
Minggu, 19 Juni 2022 , Di Sinopsis Space, Propaganda Jilid 1 dilaksanakan, audience yang hadir tidak terlalu banyak, yah sekitar 20 – 25 Orang.
Sore itu Propaganda Jilid 1 bertema ” Jangan Bicara Pemimpin, Basi! ” dibuka oleh Adew Habtsa dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya 3 Stanza dan dititup dengan menyanyikan Bagimu Negri. Pemilihan Lagu Indonesia Raya 3 Stanza ini adalah sebagai bentuk seruan dari pelaksana kegiatan dalam merangsang para peserta untuk turut mengahayati isi dan makna dari liriknya, Dimana lagu Indonesia Raya 3 Stanza memiliki lirik yang sangat indah juga bermakna, makna – makna yang ada didalamnya membuai kita untuk tak pernah lelah memperbaiki kualitas diri demi kemajuan bangsa dan negara.
Lalu Kang Virga mulai beranjak dari tempat duduknya untuk pindah ke mimbar gelar bicara sebagai moderator, kala itu Kang Virga membacakan abstrak terkait tema diskusi, setelah pembacaan abstrak lalu gelar bicara propaganda dimulai, kang Virga mempersilahkan Kang Gia untuk menyampaikan pandanganya terkait ” Pemimpin ” kang Gia memaparkan materinya dengan membagikan pengalamannya sebagai Tenaga Ahli DPR RI, Singkat pemaparan kang Gia Menyampaikan sebuah point of view jika perubahan masive hanya bisa dilakukan jika kita ada dalam sebuah system, yaps itu sangat logis, karena hanya orang – orang dalam system lah yang berwenang untuk melakukan perubahan – perubahan yang taktis, Pemaparan Kang Gia membuat sore itu menjadi lebih berisi, ucapan salam dari Kang Gia mengakhira sesinya dalam berbicara, lalu semua audience memberi aplause pada Kang Gia.
Sore sebelum maghrib giliran Gusti Rayhan yang dipersilahkan oleh Kang Virga untuk memulai sesinya, lalu Gusti Rayhan memperkenalkan diri, ia duduk didepan audience sebagai Founder dari We Are Happy Culture, We Are Happy Culture adalah movement yang digagasnya untuk memberikan pesan terkait Local Culture, issu yang tengah ia alami adalah kondisi teman – teman sebayanya yang mulai meninggalkan jejak Historic tanah kelahirannya, dimana banyak anak muda lebih aktif mengadopsi Budaya dari luar dibanding local culture.
Gusti Rayhan mengabstraksikan ‘ Pemimpin ‘ pada objek terkecil yaitu tentang kemampuan seseorang memimpin dirinya sendiri, jika setiap orang memiliki jiwa kepemimpinan maka untuk me jadi Pemimpin yang sifatnya struktural hanyalah bentuk dari scale-up dan bagian dari bentuk ekspansi. Maka dari itu kemampuan seorang pemimpin sangat terlihat dari kemampuannya untuk mengatur diri dan circle terkecilnya, Adzan Magrib mulai terdengar, dan itu menandai sesi Gusti Rayhan berakhir.
Setelah bersembahyang Kang Pepep DW memulai sesinya dengan perkenalan, yaps Kang Pepep DW ialah seorang Penulis yang juga seorang Aktifis Lingkungan, kali ini ia akan memaparkan tema pemimpin melalui prespektif lingkungan atau alam raya. ” Ternyata yang dibutuhkan oleh kita saat ini adalah Kepemimpinan ” Pepep Dw, Jadi benar jika membuka pembicaraan tentang Pemimpin sudah basi adanya, bicara tentang kepemimpinan adalah fresh idea ,bicara tentang gaya pemimpin bukan bicara tentang tokohnya. Kang Pepep DW menceritakan tentang kepemimpinan di masa lampau bagaimana para pemimpin tidak hanya memikirkan Manusia lebih dari itu memikirkan Semesta Raya, ada hubungan yang harus tetap dijaga oleh Pemimpin selain memikirkan Manusia yaitu menjaga hubungan dengan Alam Semesta, akhirnya ucapan ” Sampurasun ” pun terucap dari Kang Pepep DW sebagai tanda sesinya berakhir.
Acara terus berlanjut hingga masuk ke penguhujung, yaitu gilirian Kang Moses Masagi menguasi panggung gelar bicara propaganda Jilid 1 ” Jangan Bicara Pemimpin, Basi ” , jelas dan cukup lantang materi Kang Moses Masagi merespon tema propaganda kali ini, Rasa basi bicara soal pemimpin ia aplikasikan pada sebuah tema sintesis ketika kata Pemimpin ia destruksikan pada kata ” Pemimpi ” , Menurutnya setiap pemimpin adalah seorang pemimpi, jadi untuk menyambut pemimpin harus dengan sebuah mimpi, tentu bukan dengan hanya ” Sleeping Beauty ” , namun mimpi yang dimaksud adalah sebuah fiction, fiction yang akan mengatraksi dan menstimulasi diri manusia untuk tetap fokus pada tujuan utamanya yaitu sebuah mimpi yang telah tertancap kuat dalam diri setiap manusia, dan sesi Kang Moses ini berhasil merangsang kita untuk (t)unjuk rasa dan kembali untuk menelisiki mimpi atau fiction yang sudah tertancap dalam diri kita namun telah terlupakan dan tak terpelihara lagi, pada akhirnya berbicara pemimpin adalah tentang bercermin, yaitu siapa pemimpin kita adalah siapa kita. Lalu Siapa Kita Sebenarnya ?
Lantunan nada – nada indah dari nomer wajib ” Bagimu Negeri ” seraya menemani para pemirsa gelar bicara untuk meninggalkan tempat duduknya, acara berakhir, Propaganda Jilid 1 berakhir, sampai jumpa di jilid propaganda selanjutnya.