SINOPZINE – Akhir – akhir ini viral beredar video dari akun tiktok ‘ Horeamisme ‘ yaitu video tentang ibu hamil bernama Aini yang sedang hamil 6 bulan, anehnya perempuan itu sebut saja Aini ‘ngidam’ hal – hal yang tidak banyak ibu hamil lainnya ‘ idamkan ‘ seperti minta ke pantai malem – malem , jalan sendiri malem – malem , pengen nongkrong di genteng bahkan sampai mendatangi salahsatu RS terbengkalai di selatan Kota Bandung malem – malem.
Saat proses riset dalam pembuatan tulisan ini, tim sinopsis creative mendapati beberapa sumber lain yang menjelaskan atau berisi informasi – informasi lain yang lebih detail terkait video tiktok tersebut, hingga akhirnya sebuah video podcast ditemukan yaitu video podcast dari channel RJL 5 yang secara eklusif memfasilitasi Aini untuk menceritakan asal – usul kejadian tersebut.
Selain itu kami melakukan wawancara ke salahsatu keluarga AIni yaitu Kaka dari Aini, yang dimana dia melengkapi presfektif tentang apa yang sedang Aini alami dan jalani. bahkan ada beberapa kejadian yang dialami juga olehnya, seperti mengantar Aini untuk tadabur alam dan menjadi asisten dalam salahsatu chapter perjalanan spritualnya.
” Video yang beredar di tiktok tersebut adalah sebagian kecil dari perjalanan spiritual yang Aini jalani, bahkan ada segudang cerita lainya yang dialami Aini, dan perjanjian ini adalah proses keluarga untuk menjadikan keturunannya sebagai Insan yang berpriketuhanan “ – Kaka kandung Aini –
Perjalanan & Pengalaman Spiritual
Perjalanan spritual adalah proses yang sejati menuju diri yang lebih tau pada Jati diri, menuju yang lebih tau pada alasan mengapa dilahirkan, menuju lebih tau tentang dari mana berasal dan menjadi lebih tau kemana nanti kita akan berlabuh di akhir kehidupan ? yang kesemua pengetahuan dan pengalaman tersebut akan berubah menjadi cara hidup dari kita semua.
Setiap orang memiliki perjalan spiritual yang berbeda, seperti perjalanan seeokor gajah di belantara yang penemuannya akan banyak berbeda dengan seekor ikan di samudera, dan jika pengalaman Ikan diperdebatkan dengan pengalaman seeokor Gajah alhasil perdabatannya tidak akan berujung, Gajah akan mengatakan pada ikan bahwa air tempat mereka hidup biasanya untuk minum dan sebagai pelepas dahaga , begitupun sebaliknya.
Begitulah perjalanan Spiritual yang harus dimaknai dan diartikan, sejatinya setiap manusia memiliki perjalanan spiritual yang berbeda, yang penemuan – penemuannya berbeda, walau meski tujuannya sama, yaitu menuju kelebihtahuan dan ketenangan yang sejati.
Perjanjian dengan Jin
Kami meyakini jika Sang Maha Pencipta adalah Sang Maha Tahu yang mengetahui apapun yang terjadi di dunia ini termasuk mengetahui akan perjanjian – perjanjian yang dilakukan oleh Manusia dengan Manusia lainnya, yang di lakukan oleh Jin dengan Jin lainnya, bahkan perjanjian yang dilakukan oleh Manusia dengan Jin, Insya Allah , Sang Maha Tahu mengetahui semua hal yang terjadi.
” Dan, tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya, Allah mengetahui yang kamu perbuat. “
(QS. an-Nahl ayat 91)
Dalam hal ini kedudukan manusia dan jin sama yaitu sama – sama diciptakan untuk mengadbi dan beribadah kepada-Nya.
Aini di Podcast milik RJL5 menyampaikan jika dirinya sedang menjalankan perintah – perintah dari leluhurnya yang dimana perintah tersebut bersumber dari perjanjian yang dilakukan oleh leluhurnya dengan pihak lain yang jika melihat dan mencermati podcast tersebut perjanjian itu dilakukan dengan bangsa jin. ‘
Mengapa bisa ?
Tentu kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan jin bahkan melakukan perjanjian dengan jin telah dikisahkan Nabi Sulaiman A.S yaitu dimana Nabi Sulaiman A.S dengan Jin bernama Ummu Shibyan melakukan sebuah perjanjian,perjanjian tersebut sama – sama dijalankan oleh kedua pihak,
Apakah Nabi Sulaiman bersekutu dengan Jin ?
” Nabi Sulaiman A.S adalah Raja dari Kerajaan Jin dan Manusia., yang ada jin selalu minta jadi sekutunya Nabi Suliaman A.S, se powerfull itu loh nabi Sulaiman dalam kisahnya ” – Kakanya Aini
Kan Aini bukan Nabi Sulaiman A.S ka ?
” Semua manusia diciptakan dengan derajat yang sama, Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna, saya rasa bukan hanya Sempurna secara jasad, lebih itu sempurna secara akal dan moralitas dibanding makhluk – makhluk Allah lainnya “ – Kakanya Aini
Nabi Sulaiman A.S dengan segala mukzijat yang dimilikinya sangat mampu untuk memperlakukan Jin itu dengan tidak baik, salahsatunya dengan cara menghancurkan jin tersebut, dengan begitu Nabi Sulaiman A.S akan bisa menuntut hak pada Jin itu tanpa harus melakukan perjanjian.
Tapi janji adalah janji yang harus ditepati, kontrak yang didalamnya terdapat sumpah – sumpah itu disaksikan oleh Allah SWT, dengan begitu Nabi Sulaiman tertap mempertahankan perjanjian tersebut, karena sepertinya sebagai seorang Nabi, Nabi Sulaiman A.S tak pernah menilai dengan siapa ia telah berjanji, tapi ketika itu perjanjiannya dilakukan dihadapan Allah SWT.
” Maka kami tidak pernah berfikir dengan siapa leluhur kami melakukan perjanjian, yang ada dibenak kami pada saat itu leluhur kami melakukan perjanjian tersbut adalah di hadapan-Nya, keyakinan kami selalu tentang : Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan umatnya, dan Allah tidak akan merubah sebuah kaum jika mereka tidak mekakukan perubahan itu sendiri ” – Kakanya Aini –
Pernyataan Kaka kandung Aini :
Saat Aini berusia 4 tahun orangtua kami mengkonsultasikan keanehan – kenanehan yang dialamai Aini pada seorang kyai dimana kyai tersebut berhasil menunda penuntutan Jin itu hingga aini berusia 12 Tahun, Akhirnya Aini kembali dihampiri oleh penuntutan Jin tersebut, kabar penuntutan tersebut dibawa oleh makhluk bernama ‘ Vajria ‘ , Vajria itu adalah Jin yang diutus oleh Jin Nasab leluhur kami untuk menjadi pendamping kami dan Aini untuk menuntaskan semua kewajiban yang belum dituntaskan oleh leluhur kami pada Jin tersebut, jika sekarang mungkin Vajria itu bisa disebut sebagai Pengacara yang akan membantu kami untuk bisa memenuhi kewajiban para leluhur kami yang belumm terpenuhi.
Lalu apakah isi perjanjian tersebut ?
Perjanjian itu terenkripsi dan bentuknya sangat rahasia, sehingga dengan siapa leluhur kami melakukan perjanjian dan poin – poin apa saja yang dijanjikan masih belum ditemukan dan terpecahkan oleh kami dan keluarga, isi perjanjian tersebut harus dipecahkan salahsatunya dengan cara petualangan ke 99 Pantai dan 99 Gunung.
Karena pemenuhan kewajiban itu harus dilakukan oleh keluarga asli maka tentunya setiap proses penyelesain ini memerlukan verifikasi khusus untuk memvalidasi jika Aini benar keturuan dari leluhur, verifikasi tersebut dilakukan melalui sample ‘ Darah ‘ , mengapa harus Darah ? karena darah adalah salahsatu instrument potensial yang bisa menauthentikasi apakah Aini benar keturunanya atau bukan, dan jika benar apakah Aini adalah orang yang tepat mewakili atau bukan ?
Validasi tersebut adalah cara Aini untuk menghindari serangan – serangan dari koloni Jin yang menuntut, dengan validasi tersebut Jin – jin penuntut tersebut akan tau jika Aini adalah ahli waris leluhur kami yang akan memenuhi dan menyelesaikan tuntutan tersebut.
Renungan
Laa haula wa laa quwwata illa billah adalah dzikir yang mengandung arti tiada daya dan kekuatan selain dari Allah SWT. Kita menyadari sepenuhnya bahwa hal ini adalah kenyataan. Semua yang terjadi di dunia ini adalah atas izin Allah SWT semata. Artinya: “Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan izin Allah.” maka dengan ini penulis selalu tersadarkan jika pengetahuan dunia dibandingkan dengan yang Sang Maha hanyala setitik tinta di luasnya samudera.
Mungkin kita dan Aini hanya terpaut oleh data ( Pengetahuan ), data yang masuk pada kita dan Aini sepertinya memang beda, karena keterpautan data adalah jarak yang krusial yang selalu melahirkan perdebatan dan melahirkan egoisme tentang apa yang dianggap benar, tentang apa yang dianggap realita dan tentang apa yang dianggap ‘ Masuk Logika ‘,
Keterpautan data ( Pengetahuan ) juga akan mempengaruhi pada perbedaan kita dalam menyelesaikan sebuah masalah, perbedaan dalam memutuskan solusi yang akan bekerja dan mana solusi yang tidak. Walau begitu kita selalu sama yaitu sama – sama memiliki keimanan dan kepercayaan pada apa yang kita anggap sebagai Sang Maha.